Inilah Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang Diakui Dunia
Inilah Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang Diakui Dunia
Sukabumi, yang terhampar di selatan Jawa Barat, menyimpan lanskap alam yang menawan, kekayaan budaya yang hidup, serta potensi sumber daya yang melimpah. Popularitas daerah ini kian mencuat sejak hadirnya Geopark Ciletuh Palabuhanratu pada 2015, yang menjadi magnet baru bagi wisatawan dan peneliti geowisata.
Jembatan Gantung Terpanjang di Asia Tenggara Ada di Sukabumi
Geopark ini menjadi representasi harmonis antara keanekaragaman geologi, hayati, dan budaya—tiga elemen utama yang menjadikannya layak menyandang status geopark. Seluruh kekayaan tersebut berpadu dalam bentang alam yang unik dan nilai-nilai kearifan lokal yang terjaga. Puncaknya, pada April 2018, Geopark Ciletuh diakui secara resmi sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark dalam sidang Executive Board ke-204 di Paris, menempatkan Sukabumi di peta dunia sebagai kawasan warisan bumi yang patut dijaga dan dilestarikan.
Membentang seluas 126.100 hektare, Geopark Ciletuh–Palabuhanratu merajut 74 desa di delapan kecamatan—Ciracap, Surade, Ciemas, Waluran, Simpenan, Palabuhanratu, Cikakak, dan Cisolok—menjadi satu kanvas raksasa yang memamerkan pesona bumi purba, ragam hayati, serta budaya pesisir selatan Sukabumi. Dari ketinggian, lembah berbentuk tapal kuda yang menghadap ke Samudra Hindia menjelma panggung kolosal berdiameter lebih dari 15 kilometer; amfiteater alam terbesar di Indonesia yang bisa dikagumi dari Panenjoan, Pamoyanan, Puncakdarma, dan Cikalapa.
Di antara undakan bukit dan garis pantai, sembilan air terjun—Curug Cimarinjung, Cikanteh, Awang, Cikaret, Luhur, Puncakjeruk, Puncakmanik, Sodong, serta Curug Tengah—turun mengalir laksana tirai kristal; sebagian bahkan berdekatan dengan jalan sehingga mudah dijangkau pelintas. Tak kalah memukau, barisan batuan sedimen berumur 45 juta tahun terpacak di pulau-pulau kecil: bongkahan menyerupai kodok, kepala badak, kerbau, komodo, hingga naga, seolah galeri patung raksasa yang tertata di sepanjang pesisir Cikadal, Batununggul, sampai Cikepuh—semuanya dapat disigi lewat pelayaran singkat selama 30 menit dari Pantai Palangpang.
Kawasan geopark ini juga memayungi Cagar Alam Cibanteng, Tangkubanparahu, serta Suaka Margasatwa Cikepuh, berikut pusat konservasi penyu di Pantai Pangumbahan dan budidaya tambak udang di Mandrajaya maupun Ujunggenteng. Kekayaan budaya berpadu luwes lewat upacara Pesta Laut, diiringi tetabuhan Gondang, Angklung Geblug, Reog, sampai Wayang Golek dan Pencak Silat—ritus syukur yang menabalkan harmoni antara manusia dan lautan. Gemuruh pelancong kian deras sejak anugerah UNESCO Global Geopark pada April 2018, memutar roda ekonomi warga desa yang kini menggagas homestay, kerajinan, serta kuliner khas—menjadikan selatan Sukabumi bukan sekadar tujuan, melainkan etalase warisan bumi yang hidup dan berdaya.